top of page
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram

Penokohan yang Stereotipikal dalam Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan

  • dedaibrahim
  • Oct 11, 2021
  • 4 min read

Rara, perempuan muda berkarier gemilang, memiliki kekasih yang menerima dirinya apa adanya, termasuk fisik yang gemuk dan warna kulit yang gelap. Sayangnya, karier yang bagus dan kekasih yang baik hati itu tidak cukup bagi Rara.


Dunia kerja, bagi perempuan, kerap memiliki tuntutan lebih dari sekadar otak brilian dan kerja keras. Ia butuh wajah yang representatif (cantik yang dapat mewakili citra perusahaan), tubuh langsing, dan kulit cerlang. Rara (diperankan oleh Jessica Mila) menyadari hal tersebut—apa yang dituntut perusahaannya dan apa yang tidak mampu ia penuhi.





Saat atasan langsungnya terpaksa dipecat oleh Kelvin (Dion Wiyoko), atas permintaan Melinda (Tutie Kirana), pemilik perusahaan kosmetika bernama Malathi dan ibu Kelvin, Rara merasa bahwa dirinya yang lebih berhak ketimbang kolega lainnya. Sayangnya, Marsha (Clara Bernadeth) lebih ditengok daripada Rara. Kelvin sadar, Rara lebih berkompeten untuk menjadi manajer. Di sisi lain, Marsha memiliki wajah cantik, tubuh langsing, dan kulit putih—hal-hal yang tidak dimiliki oleh Rara.


“Kalian berdua (Rara dan Marsha) bisa ga sih, merger aja.” Tukas Kelvin, saat didatangi oleh Rara untuk kepastian siapa yang mengisi jabatan manager tersebut. “Isi kepalanya elu, casing-nya dia.”


Apa yang Rara dengar dari Kelvin membuatnya semakin tidak nyaman, tidak aman, berkekurangan, dan tidak sempurna (insecure). Didorong oleh ibunya, Debby (Karina Suwandi) dan adiknya, Lulu (Yasmin Napper), Rara mengubah dirinya sesuai dengan apa yang perusahaannya tuntut: tubuh langsing. Rara berusaha keras mengubah fisiknya dengan berdiet dan berolahraga.


Jauh di kedalaman jiwa Rara, reaksinya itu adalah sebentuk rasa ketidakpercayaan dirinya. Lahir dan besar di keluarga dengan ibu yang dominan dan selalu mengingatkan Rara atas pentingnya bertubuh langsing, Rara merasa dirinya tidak memenuhi apa yang menjadi tuntutan Debby. Rara pun merasa kalah bersaing dengan Lulu, yang bertubuh langsing dan berkulit cerlang, di mata Debby.


Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, disutradarai oleh Ernest Prakasa, adalah film yang bercerita tentang seorang perempuan, bernama Rara, dengan masa lalu yang belum usai. Ibunya yang mantan model tidak menyukai tubuh gemuk Rara.


Tidak hanya itu. Masa lalu Rara juga diwarnai oleh sibbling rivalry. Rara harus bersaing dengan si adik, yang berkulit putih dan bertubuh langsing—personifikasi Debby—, untuk memperoleh perhatian ibunya. Dalam sibbling rivalry tersebut, Rara merasa kalah.


Dalam kehidupan nyata (baca: karier), ia nyaris kalah. Rara tidak mau kalah. Dunia kerja seringkali mempropagandakan mantra-mantra melalui rapat, pelatihan, papan pengumuman, surat elektronik, dan lainnya, seperti: beradaptasi atau mati (to adapt or die). Rara merasa ia harus beradaptasi; Rara harus mengubah dirinya. Saat mengubah dirinya, Rara mencapai puncak kariernya.


Tetapi, saat memperoleh apa yang diinginkan, Rara nyaris kehilangan segala yang telah ia miliki. Ia nyaris kehilangan sahabatnya, Fey (Shareefa Daanish). Ia pun nyaris kehilangan kekasihnya, Dika (Reza Rahardian). Bahkan, Rara nyaris kehilangan dirinya.


Saya pikir, ini adalah salah satu pesan dari Ernest dan Meira Anastasia (keduanya penulis skenario) dalam film ini. Be yourself, meski dunia adalah penghalangnya. Film ini adalah tuntutan ringan—karena bentuknya drama komedi—kepada dunia kerja, yang kerap melihat perempuan berkarier dari segi fisiknya, bukan kompetensi, skills, kecerdasan, dan lainnya. Tuntutan ini semacam feminisme ringan yang mengandaikan kesetaraan di tempat kerja tanpa diskriminasi berdasar pada jenis kelamin maupun fisik.





Meskipun apa yang ingin disampaikan oleh Ernest crystal clear (begitu jelas), Ernest sendiri terperangkap oleh bias jender. Untuk itu, kita harus menengok bagaimana Ernest dan Meira menokohkan Dika dan Hendro (Kiki Narendra), ayah Rara.


Dika adalah lelaki tenang, santai, bijak, hangat, penuh pengertian, dan tegas. Tokoh Hendro memiliki kemiripan karakter dengan Dika. selain itu, Hendro adalah seorang ayah bisa menerima “kekurangan fisik” seorang Rara.


“Papa tahu, hati kamu baik,” Hendro menasihati Rara setelah Rara kecewa dengan Debby soal porsi makannya yang besar. ”Itu yang terpenting buat Papa.“


Bukankah pengertian adalah sebentuk kebijaksanaan?


Bandingkan dengan tokoh Debby dan Rara. Rara memiliki kekurangan kepercayaan diri atas fisiknya. Ada masa lalu Debby yang tidak usai. Debby sendiri ternyata merasa tidak puas dengan dirinya. Ia mantan model, tetapi melahirkan Rara yang berbobot 4 kg saat bayi membuat perutnya “rusak”.


Singkat kata, Rara menjadi pelampiasan dari ketidakpuasan dan kejengkelan Debby yang terpendam. Rara dianggap sebagai penyebab “rusaknya” perut indah ala model ibu Rara.


Keempat tokoh ini mewakili dua kutub: satu kutub adalah kutub baik, tenang, bijak, dan usai dengan masa lalu mereka—apapun masa lalu mereka—sehingga memiliki keutuhan, kelengkapan, dan kesempurnaan. Di kutub ini, karakter-karakter ini diwakili oleh Dika dan Hendro. Mereka lelaki. Dus, maskulin.


Kutub lain adalah kutub kurang (tidak) baik, kurang (tidak) bijak, kurang (tidak) puas dengan diri dan masa lalu, insecure, wajah dan bahasa tubuh tegang, serta tidak usai dengan masa lalu—sehingga tidak utuh, tidak lengkap, dan tidak sempurna. karakter-karakter ini adalah karakter Rara dan Debby. Sialnya, mereka adalah perempuan. Dus, feminin.


Adanya dua kutub ini mengindikasikan suatu polarisasi penokohan, yang bersumber dari stereotip atas peran atau karakter maskulin dan feminin. Polarisasi stereotipikal ini—jika diamati lebih dalam—paling tidak, membuat ambigu apa yang menjadi pesan film ini: dunia kerja berorientasi kepada kesetaraan dan kompetensi, tanpa diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau rupa fisiknya.


Memang, ada karakter Fey, yang nyaman dengan dirinya sendiri. Ia juga berusaha mengingatkan Rara atas perubahan dirinya. Tetapi, jika diamati, kenyamanan Fey adalah kenyamanan maskulin, yang diwakili melalui atribut yang dikenakan pada fisik Fey, seperti topi, t-shirt, sepatu, dan lainnya.


Apakah ini mencerminkan suatu ungkapan alam bawah sadar Ernest dan Meira—yang juga menjadi alam bawah sadar masyarakat kita yang masih patriarkis—dimana lelaki adalah sumber kebaikan, kebijaksanaan, kelengkapan, dan kesempurnaan, dan perempuan adalah sebaliknya?


Hanya Ernest dan Meira yang bisa menjawabnya.[]


Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019)

Sutradara: Ernest Prakasa / Skenario: Ernest Prakasa, Meira Anastasia / Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia / Pemain: Jessica Mila, Reza Rahadian, Karina Suwandi, Yasmin Napper, Dion Wiyoko, Clara Bernadeth, Tutie Kirana, Kiki Narendra / Durasi: 113 menit.


Ulas film ini pernah memenangkan lomba ulas film Pusbangfilm, Kemdikbud 2020



 
 
 

Comentarios


About Me

Deda Ibrahim.jpeg

Saya Deda Ibrahim dan situs ini adalah ruang opini tentang film, ulas film, dan esai-esai tentang film. 

Film adalah teks terbuka terhadap pelbagai pemahaman dan tafsir. Untuk itu, situs ini ada.

Posts Archive

Tags

HAVE I MISSED ANYTHING GOOD LATELY?
LET ME KNOW

Thanks for submitting!

© 2023 by On My Screen. Proudly created with Wix.com

bottom of page